Jenis Exchange Program yang Wajib Diketahui oleh Para Pemula
- Imamu Hidate
- Dec 21, 2015
- 4 min read

Saat ini, luar negeri bukanlah tujuan atau tempat yang sulit dicapai. Apa lagi bagi anak muda yang berstatus siswa maupun mahasiswa. Saat ini telah banyak program pertukaran pelajar (exchange program*) ataupun beasiswa beasiswa luar negeri, terutama beasiswa S2 (program master). Bagi mahasiswa baru atau yang belum berniat melanjutkan S2, exchange program adalah peluang yang paling empuk jika ingin ‘mencicipi’ pengalaman di negara luar. Selain lebih bergengsi dibanding sekedar liburan keluar negeri, exchange program juga dapat mempertemukan kita dengan pelajar-pelajar dari luar dalam program yang sama, serta kesempatan untuk belajar dan meraup sebanyak-banyaknya pengalaman sangat terbuka lebar. Dan yang terpenting, bisa dapat sertifikat (hahahaha) dan menambah pundi-pundi prestasi.
Namun, bagi mahasiswa yang masih terbilang pemula dalam hal exchange program, menembus exchange program tentu bisa dibilang cukup sulit. Selain masih baru dan kurang pengalaman, minimnya informasi tentang exchange program juga semakin mempersulit usaha untuk menembus program pertukaran yang kita targetkan. Sehingga tidak sedikit yang mengalami kegagalan dalam proses menembus exchange program tersebut. Namun, salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah kesalahan memilih jenis exchange yang umumnya dilakukan oleh para pemula.
Apa-apa saja jenis exchange program tersebut, agar para pemula bisa jauh lebih mudah melolosi program tersebut??? Paling tidak, ada dua jenis pembagian exchange program yang harus diketahui oleh pemula. Berikut penjelasannya !!!
1. Berdasarkan kriteria penilaian, saya membagi exchange program (berdasarkan pengalaman dan beberapa hasil wawancara dengan para juri maupun penyedia exchange program) menjadi dua, yakni:
a. Exchange by Competition
Jenis exchange program yang satu ini, adalah program yang porsi penilaianya lebih besar terhadap ‘apa’ yang kita kompetisikan. Sebagai contoh, kompetisi tulisan tingkat internasional, di mana pemenang atau finalis akan akan diberangkatkan ke luar negeri. Maka penilaian terbesarnya adalah tulisan yang kita kompetisikan. Sehingga, meskipun pendaftar masih terbilang pemula tapi memiliki tulisan atau ide yang luar biasa, maka memiliki peluang yang besar untuk menang dan melenggang ke luar negeri.
Meskipun kemungkinan kompetitornya adalah para pelajar yang telah melanglang buana ke luar negeri, namun ide tulisannya tidak terlalu baik. Sebab, kriteria penilaian bukanlah personal dari pendaftar, melainkan tulisan yang dikompetisikan.
Olehnya, jenis exchange program ini sangat direkomendasikan bagi para pemula yang belum memiliki pengalaman exchange sebelumnya atau belum memiliki personal branding yang tinggi. Namun, butuh penjuangan keras agar konten yang kita kompetisikan bisa meloloskan kita ke luar negeri. Ya, mau tidak mau, harus banyak berlatih maupun belajar.

Ada banyak contoh Exchange by Competition yang saat ini dapat diikuti, baik itu kompetisi menulis, kompetisi jurnal penelitian, kompetisi proyek lingkungan, maupun kompetisi ide. Contohnya BCFN YES (Young Earth Solution): kompetisi ide lingkungan yang berhadiah ke Milan, Italia, Youth Competition by Disaster Education oleh Japan Foundation: kompetisi proyek pendidikan tentang bencana yang berhadiah ke Tokyo, Jepang, atau Bayer Young Environmental Envoy: kompetisi proyek lingkungan yang berhadiah ke Leverkusen, Jerman, dan masih banyak lagi lainnya !!!
b. Exchange by CV
Adapun jenis exchange program yang satu ini adalah yang paling banyak bertebaran saat ini. Namun, bagi para pemula yang masih belum memiliki pengalaman exchange, atau pundi-pundi prestasi, serta belum memiliki personal branding yang mumpuni, saya tidak menyarankan kalian untuk mencoba jenis exchange program yang satu ini. Mengapa??? Sebab, kriteria yang paling dinilai dalam exchange program jenis ini adalah personal pendaftar (umumnya melalui CV), terutama dari segi pretasi dan pengalaman exchange. Olehnya, bagi para pemula, cobalah untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya prestai terutama prestasi nasional serta perbanyak pengalaman mengikuti forum-forum nasional agar kesempatan untuk menembus exchange program jenis ini terbuka lebar. Dan branding dirimu !!!

Ada banyak sekali Exchange by CV yang saat ini tersebar, dan yang paling terkenal adalah Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI): exchange program ke Amerika Serikat, dan Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS): exchange program ke Jepang.
2. Berdasarkan pembiayaan, exchange program dibagi menjadi tiga, yakni:
a. Fully Funded Exchange
Exchange program jenis ini adalah yang paling dikejar oleh para Exchange Hunter. Sebab, semua pembiayaan selama mengikuti program ditanggung seluruhnya oleh penyelenggara, baik itu biaya tiket PP, transportasi lokal, hingga akomodasi selama program, sehingga peserta tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun. Bahkan ada exchange program yang memberikan uang saku kepada peserta.
Tapi, tentu untuk menembus exchange program yang fully funded (dibayai penuh) tidaklah mudah dikarenakan sangat banyak yang menginginkan sehingga tingkat kompetisinya besar dan seleksi yang dilakukan oleh penyelenggara juga sangat ketat.
b. Partially Funded Exchange
Untuk jenis exchange program yang satu ini, pembiayaannya hanya ditanggung sebagian (partially) oleh penyelenggara dan selebihnya dibebankan kepada peserta. Umumnya, biaya yang ditanggung oleh penyelenggara adalah akomodasi selama di lokasi program, sedang yang dibebankan pada peserta kebanyakan adalah biaya pembelian tiket PP. Sebut saja semacam program Seminar atau Simposium Penelitian tingkat Internasional.

Olehnya, sebelum mendaftar, peserta harus jeli dan mengerti betul terhadap detail pembiayaan. Agar ketika lolos, sehingga peserta tidak kelabakan ketika harus menanggung biaya yang dibebankan karena telah memiliki persiapan jauh hari sebelumnya. Mengingat umunya biaya tiket hampir 50% bahkan lebih dari total biaya yang dihabiskan selama mengikuti program.
c. Self-Funded Exchange (Exchange by Money, hahaha)
Nah, untuk jenis yang terakhir, yakni Self-Funded Exchange, seluruh pembiayaan dibebankan kepada peserta, baik itu biaya tiket, hotel/penginapan, makan, hingga transportasi lokal. Bahkan jamak ditemukan pada jenis exchange program yang satu ini, peserta harus membayar biaya registrasi kepada penyelenggara.
Maka, untuk para mahasiswa yang ‘berkantong’ tipis, saya tidak menyarankan mengikuti exchange program yang satu ini. Terkecuali kalian handal mencari sponsor yang ingin membiayai semua kebutuhan finansial selama program. Namun, jika bisa mendapatkan yang Fully-Funded, mengapa harus mengejar exchange program yang membutuhkan banyak uang??? Selain boros, program sejenis ini juga tidak terlalu prestisius dan kompetitif !!!
Namun, baik pemula atau tidak, semua exchange program butuh persiapan dan usaha yang keras. Olehnya, rutinlah mencoba. Jika berhasil jangan berhenti, gagal daftar lagi !!!
Tunggu tulisan berikutnya mengenai tips dan trik menembuh exchange program !!!
*Exchange Program yang saya maksudkan di sini tidak hanya menjurus kepada pertukaran, tapi juga kompetisi tingkat internasional, maupun seminar internasional. Penggunaan Exchange Program hanya untuk mempermudah pembaca mengerti.
Commentaires